Di dalam hidup, hal yang sangat sering
dilakukan oleh seseorang adalah mengeluh, bahkan hal tersebut terkadang menjadi
sebuah kebiasaan. Namun, apabila seseorang terbiasa dengan mengeluh maka ia
tergolong orang-orang yang tak pernah bersyukur dengan apa yang telah ia
miliki. Mengeluh merupakan suatu sifat yang menghampiri seseorang ketika
dihadapkan dengan suatu persoalan yang baginya sulit untuk ia hadapi.
Mengeluh menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) adalah menyatakan susah (karena penderitaan,
kesakitan, kekecewaan, dan sebagainya)
Setiap hari kita di hadapkan oleh
berbagai permasalahan yang tak kunjung usai. Semuanya saling bertautan, saling
membri akibat. Tak hanya itu, tanpa kita sadari, terkadang diri kita sendiri
pun menjadi penyebab orang lain mengeluh. Mungkin ada sikap dan sifat yang
merugikan orang lain dan membuat mereka tak nyaman.
Mengeluh, merupakan gejala dari
penyakit bagi orang yang tak pandai bersyukur. Allah Swt. Berfirman dalam Qs An-nahl: 18, artinya: “Dan jika kamu
menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak dapat menentukan jumlahnya”. Ketika
seseorang hanyut dalam keluhan, panca indranya pun tak mampu lagi memainkan
peran untuk melihat, mendengar, mencium dan merasakan nikmat yang bertebaran diberikan
oleh Allah Swt. Tak henti-hentinya, hatinya serta merta buta dari mengingat dan
berdyukur atas nikmat Allah Swt yang tiada terbatas. Ia kehilangan akal
sehatnya dan jiwanya sakit karena tidak bisa melihat masalah dengan jernih.
Setiap
hari kita dihadapkan oleh berbagai permasalahan yang tak kunjung usai. Semuanya
saling bertautan, dan saling memberi akibat. Tak hanya itu, tanpa kita sadari,
terkadang diri kita sendiri pun menjadi penyebab orang lain mengeluh. Mungkin
ada sikap dan sifat kita yang merugikan orang lain dan membuat mereka tak
nyaman. Memang benar apa yang disebutkan dalam al-Qur’an di atas, bahwa manusia tak akan pernah berhenti mengeluh.
Di sisi lain, itu adalah indikasi bahwa ia tak pandai bersyukur. Hatinya panas
dan tak tenang, itulah sifat manusia yang selalu mempunyai keinginan yang tiada
batas dan tidak pernah puas atas pemberian Allah kecuali hamba-hamba yang
selalu bersyukur dan itu hanya sedikit.
Al-Qur’an mengisyaratkan bahwa
manusi adalah mahluk yang sering berkeluh kesah, ia akan terus mengeluh
kekurangan dan permasalahan yang sedang ia hadapi. Mengeluh sejatinya
perwujudan dari rasa tidak puas, diperlakukan tidak adil, tidak ikhlas menerima
sebuah ketentuan yang terjadi, baik dari segi materi dan non materi.
Pada
zaman Sayyidina Umar al-Khattab, ada seorang pemuda yang sering berdo’adi sisi
Baitullah yang maksudnya: “Ya Allah!
Masukkanlah aku ke dalam golongan yang sedikit. Doa beliau didengar oleh
Sayyidina Umar ketika beliau sedang melakukan tawaf di Ka’bah. Umar heran dengan
permintaan pemuda tersebut. Selepas melakukan tawaf, Sayyidina Umar memanggil
pemuda tersebut dan bertanya. “ Mengapa engkau berdoa sedemikian rupa (Ya
Allah! Masukanlah aku dalam golongan orang yang sedikit), apakah tidak ada
permohonan lain yang engkau mohonkan kepada Allah?”, pemuda itu menjawab, “Ya
Amirul Mukminin! Aku membaca doa itu karena aku takut dengan penjelasan Allah
dalam surah Al-A’raaf ayat 10, “sesungguhnya kami (Allah) telah
menempatkan kamu sekalian di muka bumi dan kami adakan bagimu di muka bumi
(sumber/jalan) penghidupan. (tetapi) amat sedikit kamu bersyukur”. Aku mohon
agar Allah memasukan aku dalam golongan yang sedikit, (lantaran) terlalu
sedikit orang yang tahu bersyukur kepada Allah”, jelas pemuda tersebut.
Semoga
kita menjadi hamba-hamba yang dikategorikan sediit oleh Allah dalam ayat
tersebut, dengan selalu menjaga ikhlas dan sabar terhadap segala sesuatu
kejadian atau ketentuan yang diberikan oleh Allah. Dan berprasangka positif
bahwa apa yang telah terjadi adalah yang terbaik menurut Allah, sehinga hanya
rasa syukur saja yang terlintas di benak, terucap di bibir dan terlihat dari
tindakan karena sesungguhnya jika bersyukur maka Allah akan menambah nikmat-Nya
dan jika kita ingkar, sesungguhnya azab Allah sangat pedih (QS Ibrahim:7).
Mengeluh
Bukan Solusi Terbaik
Dalam
hidup, kebiasaan mengeluh memang bukanlah hal yang baik bagi seseorang,
mengeluh bukanlah hal yang harus di pertahankan di dalam diri seseorang, karena
mengeluh bukanlah sebuah solusi yang terbaik. Terbiasa dengan mengeluh sama
halnya membiasakan diri untuk tidak pernah bersyukur dengan apa yang dimiliki.
Sebaliknya jika kita tidak pernah mengeluh maka kita termasuk katagori
orang-orang yang selalu bersyukur dengan apa yang kita miliki dan lebih mudah
mendapat solusi setiap persoalan yang sedang kita alami.
Jika
mengeluh kita dapat memperburuk diri kita, maka jauhkan diri kita dari hal
keluh, bersyukurlaah secara terus-menerus dan biarkan mengeluh secara perlahan
hilang dari diri kita. Banyak hal yang bernilai akan kita temui jika mengeluh
kita hindari, sebaliknya banyak hal yang kerap menyakiti kita, jika kita lebih
nyaman dengan mengeluh. Solusi terbaik permasalahan ada di setiap ucapat rasa
syukur sedangkan permasalahan terbesar yang memperburuk hidup kita, ada di
setiap keluhan yang kita ucapkan.
Dari
penjelasan di atas dapat kita simpulkan bahwa Mengeluh tidak menguntungkan
manusia, mengeluh dapat memperburuk hidup seseorang, mengeluh harus dihilangkan
dari diri seseorang dan mengeluh bukanlah solusi yang terbaik. Maka hilangkan
keluhan agar hidup kita lebih baik.