Showing posts with label Rahasia Impian "Anak Sekolah Dasar". Show all posts
Showing posts with label Rahasia Impian "Anak Sekolah Dasar". Show all posts

Thursday, June 16, 2016

Cerpen "Rahasia Impian" (Anak Sekolah Dasar)


Salah seorang anak yang duduk di bangku sekolah dasar yang kerap diam saat di tanya tentang impian yang akan ia tuju saat dewasa nanti, pertanyaan yang terus-menerus di berikan guru padanya tidak pernah ia jawab, anak itu selalu diam sambil menundukan kepalanya saat dihadapkan dengan pertanyaan-pertanyaan yang di lontarkan guru tentang impianya.

Di desa kecil, di sebuah gubuk tua anak iu tinggal bersama ibu nya, dengan kesunyian desa yang sangat jauh dari pusat kota, tidak pernah membuat ia  mengeluh dan mau meninggalkan pendidikan yang sedang di tempuh, anak itu selalu menempuh kiloan jauhnya jalan menuju sekolah setiap pagi sehabis waktu subuh, ia selalu datang lebih dulu di sekolah ketimbang anak-anak sekolah lainya, ia merupakan salah satu anak yang paling tepat waktu, paling cerdas dan rajin datang ke sekolah.

Suatu ketika, ia kembali dari sekolah, saat menempuh jauhnya jalan menuju rumah dimana ia tinggal, derasnya hujan yang membasahi jalan yang harus ia tempuh, sesampainya di rumah, ia pun basah tanpa tersisa, baju yang dikenakan hingga buku tulis dan semua yang terisi di dalam tas sekolah yang ia bawa juga ikut dibasahi hujan. Tanpa mengeluh ia pun menyruh ibunya untuk mencuci dan mengeringkan baju yang telah basah sebelum datangnya malam agar bisa dipakai keesokan harinya. Sambil menemani ibu yang sedang mencuci bajunya, ia menyibukan diri mengeringkan buku-bukunya yang basah di dekat bara api tempat biasa mereka memasak.

Ke esokan hari ia pun terbangun dari tidurnya yang lelap, dengan semangat ia memeriksa baju yang di cuci ibunya kemarin, dengan wajah tersenyum saat melihat baju seragam yang telah terlipat rapih dan kering di atas meja. Sehabis mandi ia pun mengenakan baju seragam yang bersih dan wangi sambil bernyanyi. 

Saat sarapan ia pun bertanya pada ibunya, 
“bu kalau tanpa seragam apakah kita bisa sekolah?”

Dan ibunya menjawab 
“ nak seragam hanyalah salah satu pelengkap atribut untuk sekolah yang resmi” 

Dan anaknya pun kembali bertanya 
“ bu apa itu sekolah resmi?”

Ibunya menjawab 
“sekolah resmi adalah sekolah yang benar-benar di perhatikan oleh pemerintah”

Dengan wajah yang bingung anak itu bertanya lagi 
“ terus siapa itu pemerintah itu bu?”

Ibunya menjawab 
“pemerintah itu, orang yang membangun gedung sekolah yang kamu tempati sekarang ini”

Sambil menganggut kepalanya anak itu berkata, 
“ seandainya pemerintah membangun sekolah berdekatan dengan rumah kami, hujan tidak akan pernah basahi baju seragam ku lagi”

Ibunya menatap anaknya sambil tersenyum dan berkata 
“ nak kamu bisa sekolah saja ibu sudah benar-benar bersukur, sekalipun baju seragam kamu basah seribu kali, ibu tetap akan mengeringkan demi sekolah kamu nak”

Sambil memegang dan menatap baju seragamnya ia pun berkata 
“bu aku berjanji kalau tidak akan kebasahan lagi sewaktu pulang sekolah”

Ibunya hanya tersenyum dan berkata 
“ iya nak, tuhan juga akan berikan matahari untuk mengeringkan baju kamu kalau basah”

Dengan mendengar perkataan ibunya, ia pun semangat dan kembali bergegas menuju sekolah. Sesampainya di sekolah ia mengikuti aktifitas belajar seperti biasanya, ia merupakan anak yang paling terlihat aktif di kelas, banyak guru di sekolah itu pun sangat senang dengannya, namun guru sebagai pengajar dan sekaligus orang yang selalu memotivasi murid-muridnya, merasa bingung dengan anak itu, dikarenakan tidak pernah menjawab soal cita-citanya pada guru.

Suatu hari, datanglah seorang guru yang baru di pindahkan ke sekolah itu. Tampak senang dan mengagumkan wajah anak-anak sekelasnya ketika bertemu dan belajar dengan guru baru itu. Namun ada sedikit keanehan yang tampak dari wajah anak tersebut, wajah bingung dan agak sedikit cemberut dari anak itu terhadap guru baru nya. 

Secara perlahan guru baru itu menghampiri anak itu yang duduk di bangku kelas paling belakang, sesampainya guru itu di samping anak itu dan guru pun bertanya:

“kamu kenapa?, ko wajahnya terlihat sedikut cemberut gitu?”, 

Dengan sedikit rasa gugup dan malu anak itu bertanya dengan suara yang pelan 
“sebentar ibu pasti akan menanyakan apa impian saya kan?”

Dengan rasa bingun dan sedikit tersenyum guru itu perlahan bertanya dengan nada yang cukup pelan 
“ memangnya kenapa kalau nanti ibu Tanya tentang impian?”

Anak itu hanya terdiam dan tidak mau menjawab apa yang di tanyakan guru baru itu, menunggu lama guru itu balik ke depan kelas dan mengajar kembali sampai waktu belajar selesai tanpa menanyakan apa impian dari setiap anak yang ada di kelas.

Setelah mengajar, guru baru itu kembali ke ruangan para guru dan bertanya pada guru tentang tingkah anak itu, anak yang tidak menjawab saat di Tanya masalah impianya, guru baru itu ceritakan tentang apa yang barusan terjadi di kelas kepada guru-guru yang sedang istirahat di ruangan itu, dan mereka sedikit tertawa dan seorang guru mengatakan 

“ belum ada guru di sekolah ini yang tau tentang impian anak itu”, 

Wajah heran dan sedikit senyum, guru baru itu beranya 
“memangnya kenapa dengan impian anak itu?”, 

Seorang guru pun menjawab 
“ kita juga mengalami hal yang sama saat menanyakan tentang impianya, saat di Tanya anak itu tetap diam dan seperti merasa ketakutan”,

Rasa penasaran yang mulai muncul di benak para guru yang ada di sekolah itu tentang impian anak itu. Anak dengan kecerdasan yang luar biasa harus memiliki impian yang terarah kata guru baru itu.

Hari- hari pun berganti, aktivitas sekolah pun terus ia jalani dengan semangat, suatu ketika saat pulang sekolah, ada seorang guru yang mengajaknya untuk mengantar pulang kerumah.

Rasa penasaran guru akan kehidupanya saat dirumah, sesampainya dirumah anak itu, guru itu pun menyempatkan diri untuk bercerita dengan ibu dari anak itu, cerita panjang lebar tentang prestasi anak itu yang cukup luar biasa di sekolah, sambil bercerita tentang pendidikan, guru juga menanyakan pada ibu anak itu tentang apa saja aktivitas anaknya saat sepulang sekolah, sambil asik bercerita guru itu sempat menanyakan pada ibu anak itu tentang apa sebenarnya impian dari anak itu 

Dengan tersenyum ibunya menjawab 
“ selama ini saya juga belum pernah bertanya padanya tentang apa cita-citanya, namun sewaktu ayah anak ini masih ada, saya pernah mendengar perkataan ayah pada anak ini, “kalau orang yang baik itu orang yang rajin dan selalu tepat waktu”, dan hal itu yang ia lakukan sampai saat ini”. 

Dengan mendengar pernyataan ibu dari anak itu, guru itu pun tersenyum dan berkata 
“ tanpa harus tahu apa impian anak ini, tapi dengan cerita ibu tentang nasehat ayahnya saya yakin, anak ini memiliki keistimewaan hati dan tanggung jawab yang jarang dimiliki orang-orang di luar sana”

….bersambunggg 

Cerita Lucu Terbaru 2017, Bikin Ngakak!!!

  1. Cerita Lucu Di Pengadilan Hakim: "Anda kenal dengan tersangka?" Saksi: "Tidak pak!" Hakim (mengulang): ...