Suatu hari, satu kota kecil mengalami bencana yang
mengejutkan dunia. Kota itu di duga mendapatkan kutukan dari tuhan. Penghuni di
kota itu pun mendadak mati tanpa alasan yang jelas, beberpa warga yang tinggal
berdekatan dengan kota tersebut pun merasa ketakutan dan memiliki banyak
spekulasi mengenai kematian yang di alami warga di kota itu .
Saat kejadian itu ada yang mengatakan bahwa kalau ia pernah
melihat beberapa sosok misterius yang mengunjungi tiap rumah di kota itu saat
malam hari dan ada juga yang pernah mendengar gemuruh suara seperti raksasa
dari kota itu, dan mendengar suara meminta pertolongan yang kerap datang di
malam hari, dan warga yang berdekatan dengan kota itu pun merasa takut dan
tidak pernah mau untuk masuk ke kota itu. Hari demi hari mereka mendengar hal
yang serupa, suara tangisan, suara minta pertolongan dan suara gemuru raksasa
yang di dengar oleh sebagian orang, alhasil warga yang berdekatan dengan kota
itu merasa takut dan tidak bisa terlelap di malam hari.
Hingga akhirnya. Suatu ketika hal itu pun tidak lagi muncul,
semua hal yang pernah mereka dengar, suara gemuruh raksasa, suara tangisan dan
jeritan kesakitan dan suara minta pertolongan pun hilang. Warga yang tinggal
berdekatan dengan kota itu memiliki kecurigaan akan kota itu tidak lagi
berpenghuni (semuanya telah mati). Dikarenakan tidak lagi terdengar suara
aktivitas yang datang dari kota itu.
Hari demi hari, kejadian yang menerpa kota itu berlalu,
sepuluh tahun sudah kota itu dibiarkan tak berpenghuni, dan tak pernah mau dikunjungi
oleh siapapun dari warga yang tinggal berdekatan dengan kota itu. Kota itu pun
terlihat kumuh, dengan bangunan yang tak di urus, sehingga warga disekitar
memberi julukan KOTA MATI.
Seiring perjalanan waktu, banyak keganjalan dari kota itu
mulai bermunculan, hal-hal aneh mulai dirasakan warga yang tinggal berdekatan
dengan Kota Mati itu. Aura mistis dari kematian warga kota itu mulai
menghampiri warga kampung yang berdekatan dengan Kota Mati. Suatu ketika salah
seorang warga dari kampung itu sempat menjelajahi hutan, hutan yang berada
diantara Kota Mati dan perkampungan tempat ia tinggal. Saat menjelajahi setiap
jalan di bawah pepohonan yang menjulang tinggi di dalam hutan itu, warga
kampung itu kerap merasa ada mata yang mengintainya, kerap merasa ada
langkah-langkah kaki yang mengikutinya, rasa ketakutanpun dengan sekejap
menghampirinya, saat berpapasan dengan hembusan angin yang membangun bulu kuduk
warga kampung itu dan sekejap suasana terasa hening tanpa ada yang berbunyi di
dalam hutan belantara itu, sehingga membuatnya teringat akan kejadian yang
telah terjadi di KOTA MATI saat itu. Rasa ketakutan akan suasana dan cerita
kota itu tak bisa ia hindari, saat terburu-buru ingin bergegas kembali pulang,
matanya tak sengaja memandang di ujung hutan yang terhubung langsung dengan
Kota Mati, terlihat jelas warga-warga yang dulunya penghuni kota itu, sedang
berdiri memandang nya dari batas antara Kota Mati dan hutan, dengan mengenakan
baju yang agak kotor dengan wajah yang pucat dengan raut wajah yang menunjukan
sedikit ada rasa amarah terhadapnya. Seketika itu ia berlari menuju kampung dan
membritahu warga tentang apa yang telah ia lihat waktu berada di hutan. Banyak
warga sempat tak percaya terhadap apa yang telah ia sampaikan dan bahkan ada
yang mengatakan ia tertidur di hutan dan yang telah ia ceritakan itu adalah
hasil dari mimpinya, namun seorang warga sebagai kepala desa di kampung itu
mengatakan kalau itu memang benar ada. Ia mengatakan kalau ia sempat melihat
hal yang serupa beberapa hari sebelumnya, ketika ia sedang mencari beberapa
potongan kayu di hutan, ia juga melihat warga kota mati yang berdiri di batasan
hutan dan menatapnya dengan wajah yang menyeramkan, namun saat itu ia berniat
untuk tidak memberitahukan warga tentang apa yang sempat ia lihat.
Dari cerita seorang warga dan kepala desa kampung itu, warga
sepakat untuk membuat beberapa ritual agar kampung mereka tetap aman dari
hal-hal aneh yang datang dari kota mati. Saat itu juga seorang warga dari
kampung itu memberi tahu nama seorang yang konon katanya sakti yang pernah ia
kenal. Tanpa menunggu lama kepala desa menyuruhnya memanggil orang sakti itu,
saat itu juga ia pun mengajak kedua temanya untuk pergi memanggil orang sakti
yang ia kenal, tak berapa lama pergi, mereka akhirnya kembali membawa orang
sakti itu, saat sampai orang sakti itu dengan seketika mendengar bisikan dan
teriakan amarah dari dalam hutan yang membatasi Kota Mati dan perkampungan itu.
Dengan rasa terkejut, ia pun segera meminta kepala desa untuk menyuruh warganya
mencari beberapa hewan sebagai syarat untuk melakukan ritual. Saat itu juga
orang sakti itu menyembelih tiga ekor kambing kemudian darahnya di ambil
sebagai ritual, dengan darah yang telah ia memantrai, ia pun memagari kampung
itu secara gaib dari amarah yang datang dari kota mati. Setelah melakukan
ritual ia menyampaikan kepada warga kalau mereka akan merasa aman dengan ritual
yang telah ia lakukan hari ini, namun dengan beberapa syarat, tidak boleh ada
orang yang memasuki hutan yang membatasi kota mati dan kampung ini, jika ada
yang melanggar maka gangguan itu pun akan kembali menghantui kampung ini. Saat
itu juga kepala desa kampung itu melarang tegas warganya agar tidak memasuki
hutan itu lagi. Saat usai melakukan ritual, warga kampung itu merasa tenang,
dan aktivitas di kampung itu pun kembali normal seperti biasanya. Namun cerita
tentang kota mati yang menghantui perkampungan itu sudah tersebar di berbagai
kota di luaran sana.
Suatu ketika, ada satu perusahan perfilman yang mencoba
membuat suatu film Horror dan melirik Kota Mati sebagai lokasi pengambilan
gambar dalam film tersebut, tidak hanya lokasi kota mati yang akan di gunakan
dalam film itu, sebagian besar cerita
dalam film itu juga bercerita
tentang kisah nyata kejadian yang menimpah kota tersebut. Setelah sepakat akan
lokasi dan cerita film itu, produser dari perusahan film tersebut meminta
sutradara, artis terkenal “bintang film itu” dan semua tim untuk pergi ke kota
mati untuk pembuatan film yang telah direncanakan.
Saat pergi menuju Kota Mati untuk pembuatan film, kru (tim)
pembuat film sempat singgah di kampung yang pernah dihantui amarah dari kota
mati, karna itu adalah kampung terakhir sebelum masuk ke kota mati. Warga
dengan kenangan pahit akan kota mati, sempat melarang kru pembuat film itu
untuk masuk ke kota mati, namun apalah daya kru hanya berfikir itu hanyalah hal
biasa saat usai sebuah kota mengalami bencana, dan produser pun memandang
cerita warga kampung itu sebagai tantang dalam film yang akan dibuatnya. Tanpa
berpikir panjang, semua kru bergegas pergi dan menuju kota mati. Setelah sampai
di kota mati semua terasa berubah, terasa hal yang berbeda, udara yang hampa,
kesunyian yang begitu dalam. Namun dengan begitu optimis, produser mencoba
mengabaikan apa yang sempat mereka rasakan.
Saat itu juga ada beberapa kru dan pemeran utama yang
mencoba untuk kembali pulang dan membatalkan pembuatan film di kota mati, tapi
rayuan dan bujukan produser dan pemeran lain agar film ini tetap dilaksanakan.
Saat semua sepakat untuk melanjutkan pembuatan film itu, ada ada beberapa kru
yang sempat berteriak karna melihat salah seorang kru tiba-tiba tak sadarkan
diri…..bersambungggggggg
No comments:
Post a Comment